Selasa, 12 Januari 2010

MEMAJUKAN HUMAS INDONESIA

Begitu banyak organisasi profesi di Indonesia, ada IDI (ikatan dokter indonesia), ISEI (ikatan sarjana ekonomi indonesia), IAI (ikatan akuntan indonesia), ISHI (ikatan sarjana hukum indonesia), ISI (ikatan sekretaris indonesia), dan entah berapa banyak lagi organisasi profesi lainnya di Indonesia.

Begitupun organisasi profesi di bidang ilmu komunikasi, ada ISKI (ikatan sarjana komunikasi indonesia), perhumas, bakohumas, AJI (aliansi jurnalis indonesia), ipra, PR society, aspaskom, dan mungkin juga masih ada yang lain.

Sebagai insan di hampir semua organisasi profesi komunikasi yang ada di Indonesia, rasanya sangat wajar bila para profesional komunikasi di Indonesia memiliki visi yang tajam, konstruktif dan terukur demi kemajuan ilmu komunikasi Indonesia baik secara teoritis maupun praktis, antara lain :
  1. Memiliki kantor yang representatif & strategis;
  2. Memiliki jadwal pertemuan rutin dan mengikat;
  3. Memiliki agenda, target dan program kerja yang konstruktif & progresif;
  4. Memiliki time budgeting/tentative schedule yang rasional;
  5. Memiliki parameter yang obyektif;
  6. Memiliki kaderisasi yang berkesinambungan;
  7. Memiliki inventarisasi masalah terkini seputar profesi di bidang komunikasi;
  8. Memiliki data base hasil riset bidang ilmu komunikasi;
  9. Memiliki kepengurusan yang aktif & inovatif;
  10. Memiliki standarisasi kompetensi yang legitimate sebagai bentuk apresiasi profesional berbasis intelektual & ilmiah.

Sayang seribu sayang, organisasi profesi bagaimana pun merupakan organisasi sosial yang sangat tergantung komitmen dan integritas para anggotanya. Artinya, kemajuan organisasi sangat tergantung pada keseriusan dan kerelaan para anggotanya dalam meluangkan waktu untuk memberikan sumbangsih dalam segala hal, pikiran, waktu, biaya, dsb.

Ajaibnya, banyak organisasi profesi lainnya dapat eksis dan berkibar di tanah air yang notabene menghadapi persoalan yang sama sebagai organisasi sosial. Bahkan berbagai organisasi tersebut telah memberikan kiprah, setidaknya lebih dikenal di masyarakat ketimbang keberadaan organisasi profesi bidang ilmu komunikasi. Sejumlah organsisasi profesi secara profesional telah memberikan berbagai rekomendasi sesuai kecakapan masing2.

Sejumlah fenomena berkaitan dengan kemajuan teknologi komunikasi dewasa ini tidak lebih dari ajang pamer semata, tanpa kontribusi nyata yang lebih besar. 'Berjualan' kemampuan diri sah-sah saja, namun apa gunanya sebuah organisasi profesi bila hanya sebagai media iklan gratis tanpa komitmen besar para anggotanya ? Bukankah itu menjadi sebuah tindakan yang sangat memalukan dan tidak profesional.

Kalaupun biaya menjadi kendala terbesar, setidaknya itikad dan semangat dapat terukur dan terlihat dari kepedulian dan respon akan ide dan inovasi yang ditawarkan. Bila kepedulian dan respon pun tidak ada akan ide dan inovasi yang disodorkan, lalu apa yang akan diharapkan kemudian ? Untuk apa pula dibentuk organisasi profesi kalau begitu ? Beriklan sajalah secara profesional, dan membayar waktu dan ruang untuk itu. Barulah itu dapat dikatakan fair dan profesional yang sesungguhnya.

Sudah waktunya kita bergerak maju. Jangan membuang waktu dengan berdiam diri dan sibuk dengan kenyamanan diri sendiri yang bisa jadi hanya kamuflase belaka. Sudah saatnya para profesional komunikasi Indonesia merasa malu, terlalu pandai dan sibuk mengkritisi banyak pihak, namun lupa mengkritisi dan memabngun diri sendiri. Membentuk organisasi profesional tanpa menghasil apa-apa ? Bukankah itu sebuah kemunduran ?

Alangkah bangganya, bila di saat berbagai masalah soal informasi, teknologi dan komunikasi yang belakangan ini mencuat di tengah-tenagh masyarakat, para profesional atau perwakilan organisasi profesi dapat menyampaikan pandangannya secara ilmiah sekaligus menjadi mediator yang terpercaya dengan solusi dan rekomendasi yang konstruktif. Bukannya, berkomentar saja dengan berbagai analisa yang ... hebat juga justifikasi yang pedas tapi tidak berbuat apa-apa.

Sudah waktunya kita memperbaiki diri. Sudah waktunya kita bekerja lebih keras lagi. Majulah Komunikasi Indonesia !


Tidak ada komentar: