Kamis, 25 November 2010

KOMUNIKASI JURUSAN FAVORIT PT INDONESIA

Fenomena dunia pendidikan tinggi di Indonesia menunjukkan fakta yang menarik. Saat ini, ilmu komunikasi dan teknologi informasi menjadi jurusan favorit di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Para calon mahasiswa menjadikan kedua jurusan ini sebagai favorit karena dianggap memiliki peluang memperolehan pekerjaan jauh lebih baik dan beragam di masa depan !

Perkembangan dunia usaha saat ini sangat dipengaruhi oleh agresivitas kegiatan komunikasi dan kemajuan teknologi di segala aspek. Sebagai gambaran, dunia usaha saat ini sangat dipengaruhi oleh keberadaan industri media yang semakin memegang peranan nyata. Kehidupan dan interaksi sosial masyarakat pun sangat diwarnai oleh perkembangan jejaring sosial dan pemberitaan televisi. Kecenderungan saat ini bahkan, dunia industri berlomba-lomba menafaatkan semua jejaring sosial untuk mendukung aktivitasnya. Karenanya, tak salah bila kedua jurusan ini menjadi favorit di seantero perguruan tinggi di Indonesia.

Fakta ini tentu merupakan sebuah kabar baik bagi perkembangan ilmu komunikasi di Indonesia pada masa yang akan datang. Ketertarikan 'pasar' pada ilmu komunikasi dalam prosesnya akan bermuara pada pemahaman masyarakat luas mengenai berbagai profesi turunan ilmu komunikasi secara lebih baik lagi. Pemahaman ini pun terjadi pada dunia kerja sehingga pada gilirannya akan memperbaiki dan meningkatkan posisi tawar para praktisi dan profesional komunikasi di dunia kerja.

Bukan rahasia lagi, sebuah profesi memerlukan rentang waktu tersendiri untuk mencapai dan mendapatkan tempat yang semestinya melalui proses pembelajaran yang tidak sebentar. Khususnya bagi profesi turunan ilmu sosial, kelompok ini akan menghadapi persoalan yang jauh lebih rumit.

Satu dekade lalu, profesi humas atau public relations sempat menjadi primadona di dunia kerja. Para calon mahasiswa berlomba-lomba memasuki jurusan hubungan masyarakat di berbagai perguruan tinggi dan universitas di dalam dan luar negeri. Namun kondisi itu ternyata berdampak 'berbeda' pada dunia kerja. Ternyata, masa itu dunia empiris masih menterjemahkan profesi humas sebagai porfesi yang bersifat seremonial belaka. Itulah sebabnya profesi itu selama satu dekade lebih perkembangannya masih diisi oleh publik figure, bukan oleh para prfesional yang berbekal akademis mumpuni.

Kini, waktunya telah tiba, ilmu komunikasi memasuki tahap selanjutnya menuju posisi yang selayaknya. Selamat berjuang para profesional dan cendekia komunikasi Indonesia ! Pada waktunya, ilmu komunikasi akan menjadi profesi yang mendapat pengakuan yang layak dan semestinya, baik pada area kerjanya itu sendiri maupun penghargaan atas profesionalismenya. Selamat !

Sumber : Media Indonesia, 23 November 2010