Kamis, 24 September 2009

PROFESI HUMAS

Berpuluh-puluh tahun dalam perkembangannya, profesi Humas di Indonesia terus mengalami pasang surut. Namun bila boleh jujur, mengamati gejala yang ditemui di dunia empiris, sedikit sekali para pekerja humas yang bekerja dan berada di tempat yang tepat dan sesuai dengan kompetensinya. Sebaliknya, banyak sekali para praktisi humas yang memiliki kompetensi berbeda dengan kriteria yang dusyaratkan oleh profesi humas.

Fenomena yang tak kalah memprihatinkan adalah, banyak para praktisi humas yang terjebak dengan keterbatasan yang sistematis di lingkungan kerja sehingga menyebabkan para pekerja humas potensial tidak dapat bekerja secara optimal dan profesional.

Berbagai fenomena tersebut sebaiknya menjadi pelajaran bagi para calon praktisi humas atau para profesional humas yang telah terlanjur berada di lingkungan kerja yang kurang kondusif atau tidak memberikan ruang yang sesuai bagi mereka untuk berkembang.

Pada dasarnya, profesi humas dibutuhnkan oleh semua industri atau bidang usaha. Masalahnya adalah pada rendahnya tingkat kesadaran atau awareness para pelaku industri atau usaha terhadap kebutuhan humas. Rendahnya tingkat kesadaran tersebut tentu ibarat benang kusut dan mencari mana lebih dulu, telur atau ayam. Kenyataannya, yang memiliki pemahaman terbatas adalah para pengambil-keputusan yang notabene tidak memiliki atau memiliki pemahaman yang terbatas tentang kehumasan.

Menyiasati kondisi empiris yang relatif masih sangat buruk dan memprihatinkan dalam memperlakukan para profesional humas, maka adalah para profesional humaslah yang sebaiknya lebih taktis dalam menentukan dan membangun karirnya secara selektif. Ada beberapa tips yang dapat menjadi pertimbangan para profesional dan calon praktisi humas dalam membangun karirnya.

Sejumlah tempat yang memiliki peluang cukup menjanjikan bagi para praktisi humas agar dapat bekerja secara optimal antara lain di perusahaan, instansi atau organisasi dengan kriteria sebagai berikut :
  1. Perusahaan atau instansi yang usaha utamanya adalah bidang industri komunikasi seperti penyiaran, surat kabar, pertelevisian, perfilman, periklanan, dll;

  2. Perusahaan atau instansi yang reputasinya sangat mengandalkan kinerja humas, seperti industri penerbangan, perminyakan dan gas, pertambangan, dll;

  3. Menjadi Diplomat;

  4. Organisasi internasional nirlaba yang menjadikan kegiatan komunikasi sebagai alat utama dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, seperti organisasi dunia WHO, UNESCO, UNICEF, UNDP, WWF, Green Peace, ASEAN, dll;

  5. Perusahaan jasa pelayanan seperti telekomunikasi, perhotelan, kamar dagang, perbankan, dll;

  6. Perusahaan ritel atau consumer products seperti kebutuhan pokok pangan seperti pabrik makanan, minuman, dll.

  7. Industri pendidikan dan penelitian seperti mengajar atau menjadi pengamat dan peneliti sosial. Namun pekerjaan ini sangat serius dan pendapatannya tidak terlalu fantastis. Khusus untuk bidang ini, pilihan akan profesi sebagai pengajar atau peneliti kaya akan nuansa religius, psikologis dan lebih karena panggilan hati, bukan membangun karir hebat 100%.

Sebaliknya, hindari lapangan pekerjaan yang menyebabkan terbatasnya peluang bagi para profesional humas untuk bekerja secara optimal, seperti :

  1. Perusahaan manufaktur murni, dalam arti produknya tidak dibeli langsung oleh pengguna seperti pabrik kertas, pabrik kaca, pabrik botol atau percetakan, karena humas hanya sebagai penunjang yang belum memiliki kewenangan optimal, menyebabkan humas tidak dapat bekerja;

  2. Perusahaan jasa layanan kemanusiaan seperti rumah sakit, karena umumnya posisi humas diisi oleh para dokter itu sendiri;

  3. Kantor pemerintahan atau departemen, karena peran humas hanya sebagai pelengkap saja dan kadang keberadaan humas belum melembaga secara independen atau masih menjadi satu dengan bagian lain macam personalia atau hukum;

  4. Pusat perbelanjaan atau Department Store, walaupun area atau suasana kerjanya sangat megah, namun apresiasi terhadap para praktisi humas belum sepadan dengan kebutuhan.

Pada dasarnya, bekerja pun adalah sebuah pilihan. Artinya, apakah bekerja sebagai sebuah tujuan utana dalam hidup ini, ataukah bekerja hanya sekedar mengisi waktu luang dan ada hal lain lebih prioritas dalam hidup, misalnya keluarga. Nah, setidaknya tips di atas dapat memberi gambaran lebih komperehensif bagi kita semua dalam menentukan pilihan dalam berkarir dalam bidang yang kita kuasai, khususnya bidang kehumasan. Semoga, tips ini bermanfaat ... !

Tidak ada komentar: