Kamis, 24 Juni 2010

DASYATNYA PSYWAR !

Dalam sebuah pertemuan internasional urusan PR, saya bertemu seorang kawan lama saat kuliah. Sepertinya sang kawan lama jauh lebih eksis dan menikmati pekerjaannya kini dibandingkan pekerjaannya dulu. Saya pun turut senang, pasalnya dia berhasil bekerja menjadi profesional PR di industri yang sangat menghargai kinerjai PR. Itu sebuah pencapaian yang tidak mudah sekaligus sebuah prestise tersendiri bagi para pekerja PR dalam dunia kerja, tepat memilih perusahaan !

Ada hal yang membuat saya sangat terkesan pada awal pertemuan dengan kawan lama ini. Tanpa sengaja saya mengamati bahwa ia kini menjadi seorang yang sangat berbeda dan sangat percaya diri. Ia dulu adalah seorang yang sangat biasa dalam penampilan dan cuek dalam bersikap. Kini ia jauh lebih rapi dan lebih sadar lingkungan walaupun tetap kesan gunung es-nya masih kental kentara dalam dirinya. Namun yang lebih penting bagi saya bukan masalah perubahan kharakter personal kawan lama saya saat ini, melainkan kharakter perusahaan tempatnya bekerja yang berhasil dibangun atau bahkan bisa dibilang melampaui kharakter personalnya.

Singkat cerita dalam pengamatan saya kala rehat, saya mendapati kawan lama ini kini cenderung lebih proaktif untuk memulai percakapan dan memperkenalkan diri di setiap kesempatan yang ada. Jadi, dia selalu menyodorkan tangan terlebih dahulu kepada orang baru yang ia temui, menyebutkan namanya - langsung diikuti dengan menyebutkan nama perusahaannya, lalu sejurus kemudian kartu nama pun keluar dari saku baju/jasnya. Berikutnya, ia akan melontarkan pertanyaan, "Rasanya kita pernah bertemu, tapi di mana ya ... ?"

Uniknya, setiap ia memasuki kerumunan baru, ia nyaris melakukan ice breaking dengan "SOP" yang sama, menyodorkan tangan untuk berjabat tangan, menyebutkan namanya dengan jelas, menyebutkan nama perusahaan dengan lantang, mengeluarkan kartu nama dan melontarkan pertanyaan yang samaaaaaaa .... Ha3x ... kalau orang yang sirik akan menilainya seperti robot.

Saat saya menceritakan pengalaman menarik tersebut dengan suami di rumah, komentarnya normatif dan positif. Katanya, "Bagus donk itu, artinya ia seorang pegawai yang punya "sense of belonging" dan "pride" yang tinggi terhadap perusahaan." Well, saya pun setuju, walaupun tidak puas dengan jawabannya.

Belum lama ini, giliran suami saya mengikuti sebuah pertemuan teknis tertentu yang dihadiri juga oleh perwakilan dari perusahaan yang sama dengan kawan lama saya itu. Rupanya, suami saya menemui teman-teman barunya itu yang berasal dari perusahaan yang sama dengan kawan lama saya itu, pun dengan "SOP" alias cara-cara yang sama persis dengan yang dilakukan oleh kawan lama saya saat memperkenalkan dirinya di antara komunitas baru. Well, kini giliran suami saya yang tertegun. Ha3x ... ! Menarik bukan ?

Betapa dasyatnya perusahaan itu sehingga mampu mengkondisikan, membangun self confidence para pegawainya sehingga berhasil eksis di setiap komunitas baru di manapun mereka berada. Kelihatannya itu sepele, tetapi itu sungguh meninggalkan impresi yang besar sehingga membuat para pegawai tidak saja berhasil membangun "corporate branding" perusahaan secara mantap, namun sekaligus membangun "personal brand" secara menakjubkan dan impresif.

Secara eksternal, cara seperti ini bisa menjadi alternatif dalam membangun reputasi dan awareness perusahaan di antara publik eksternalnya. Namun secara internal, jauh lebih penting, cara ini berhasil membangun kecintaan dan kebanggaan pegawai terhadap perusahaannya dengan membangun kepercayaan dirinya secara mantap. Dasyat luar biasa.

Cara ini sesungguhnya telah lama dianut umumnya oleh perusahaan-perusahaan multi-level marketing untuk langkah propaganda juga psywar dalam menghadapi kompetitor dengan memperkuat publik internalnya. Umumnya mereka bahkan berhasil membangun pola tegur sapa di antara mereka sedemikian terinternalisasi dalam benak mereka secara spontan. Namun kini, tampaknya cara ini mulai dilirik dan diimplementasikan di perusahaan pada umumnya secara luas.

Persoalannya, kalau perusahaan kita ga' eksis getoooh ... gimana memulainya yaaaaa ... ? Atau sebaliknya, sangat eksis tapi karena reputasinya yang tidak baik. Nah loooh ... bukannya malah jadi repot tuh ... ? Ha3x ... pepatah jawa bilang seperti "ulo marani gebuk" donk ... ! Jadi sasaran empuk untuk olok-olok ... Selamat bekerja !!!

Rabu, 09 Juni 2010

LOWONGAN KERJA MENJEBAK

Profesi humas dewasa ini menjadi profesi yang sangat diminati. Banyak alasan yang melatarbelakangi mengapa profesi humas menjadi salah satu profesi primadona dalam dunia kerja. Bukan rahasia lagi, khalayak umum bahkan dunia kerja selama ini menganggap bahwa pekerjaan humas terkesan mudah dan menyenangkan. Hal itu terlihat dari tidak terstandarisasinya kriteria profesi humas yang disyaratkan dalam bursa profesi tersebut di dunia kerja.

Sebagai sebuah profesi produk ilmu sosial, profesi humas rentan dengan peluang multi entry dari berbagai disiplin ilmu. Ironisnya, fenomena ini juga dialami oleh banyak profesi ilmu sosial lainnya. Daya tarik inilah yang menyebabkan dunia kerja seringkali membuka lowongan pekerjaan dengan sebutan humas atau public relations namun kenyataannya nol besar atau tipuan belaka.

Celakanya, berbagai perusahaan jasa pencari kerja pun tampaknya tidak terlalu ambil pusing dengan tindakan tidak etis yang kerap dilakukan oleh banyak perusahaan pencari tenaga kerja. Semua pihak kini sudah demikian hedonis dan tidak peduli dengan nilai-nilai etika dalam kehidupan termasuk dalam dunia kerja. Sepanjang semuanya menguntungkan dan menghasilkan uang, maka semua pihak cenderung merasa tidak perlu menegakkan nilai-nilai kebenaran dan melupakan etika atau sopan santun.
Padahal, akibat tindakan tidak bertanggung jawab yang dilakukan oleh para perusahaan yang dengan seenaknya mencantumkan posisi humas (atau lainnya) yang ternyata kenyataannya berbanding terbalik dengan pekerjaan yang ditawarkan, sesungguhnya mereka telah melakukan kebohongan publik. Akibatnya, banyak pencari kerja yang merasa dirugikan baik waktu, tenaga dan biaya akibat tertipu iklan palsu mereka dan memenuhi permintaan wawancara yang mereka jadwalkan.

Maka, dalam berbagai situs online perusahaan jasa pencari kerja selama ini banyak ditemui lowongan posisi humas dengan berbagai kejanggalannya, antara lain :
  1. Kriteria akademis maupun kompetensi sangat rendah;

  2. Ruang lingkup pekerjaan tidak relevan, tidak berhubungan sama sekali atau bahkan bersebebarangan dengan profesi humas yang sesungguhya;

  3. Nama perusahaan pemasang iklan yang mencari tenaga kerja tidak tercantum dengan jelas baik alamat maupun produknya;

  4. Frekuensi penayangan iklan permintaan tenaga kerja akan posisi yang dimaksud sangat tinggi, sering berulang bahkan terus menerus dan dalam kurun waktu yang cukup panjang, bertahun-tahun;

  5. Jadwal wawancara tidak lazim;

Berdasarkan gejala-gejala tersebut, maka berhati-hatilah saat merespon sebuah iklan lowongan kerja untuk posisi humas. Yang tak kalah sering terjadi adalah, banyak perusahaan menjadikan profesi humas sebagai tenaga sales (penjual), broker (pialang saham), sales promotion girls (SPG, gadis pemasar di mal-mal), bahkan gadis penghibur di bisnis hiburan malam.

Jadi, bila anda menemui iklan lowongan kerja yang memiliki ciri-ciri seperti atas, tak perlu berpikir dua kali, lupakan dan tinggalkan tawaran yang bisa jadi menjebak itu. Anda bisa rugi waktu, tenaga dan biaya bila meladeni iklan yang demikian.

Iklan lowongan kerja yang baik umumnya memiliki ciri-ciri antara lain sbb. :

  1. Kriteria yang selektif, high profile, high qualification, baik secara akademis maupun kompetensi dengan mencantumkan kualifikasi keduanya secara jelas;

  2. Ruang ringkup jelas dan spesifik, baik pekerjaan maupun prosedur tanggung jawabnya;

  3. Nama, alamat dan kegiatan perusahaan tercantum dengan jelas;

  4. Frekuensi penayangan iklannya relatif terencana;

  5. Jadwal wawancara berlangsung pada hari kerja atau berdasarkan kesepakatan di antara kedua belah pihak yaitu perusahaan dan kandidat pencari kerja. Pada perusahaan yang lebih profesional lagi, ada kalanya perusahaan menyediakan biaya transport dan akomodasi bagi pelamar yang berasal dari luar kota.

Jadi, berhati-hatilah dalam mencari kerja. Tetap berusaha dan selektif dalam mengamati peluang yang ada !