Rabu, 09 Juni 2010

LOWONGAN KERJA MENJEBAK

Profesi humas dewasa ini menjadi profesi yang sangat diminati. Banyak alasan yang melatarbelakangi mengapa profesi humas menjadi salah satu profesi primadona dalam dunia kerja. Bukan rahasia lagi, khalayak umum bahkan dunia kerja selama ini menganggap bahwa pekerjaan humas terkesan mudah dan menyenangkan. Hal itu terlihat dari tidak terstandarisasinya kriteria profesi humas yang disyaratkan dalam bursa profesi tersebut di dunia kerja.

Sebagai sebuah profesi produk ilmu sosial, profesi humas rentan dengan peluang multi entry dari berbagai disiplin ilmu. Ironisnya, fenomena ini juga dialami oleh banyak profesi ilmu sosial lainnya. Daya tarik inilah yang menyebabkan dunia kerja seringkali membuka lowongan pekerjaan dengan sebutan humas atau public relations namun kenyataannya nol besar atau tipuan belaka.

Celakanya, berbagai perusahaan jasa pencari kerja pun tampaknya tidak terlalu ambil pusing dengan tindakan tidak etis yang kerap dilakukan oleh banyak perusahaan pencari tenaga kerja. Semua pihak kini sudah demikian hedonis dan tidak peduli dengan nilai-nilai etika dalam kehidupan termasuk dalam dunia kerja. Sepanjang semuanya menguntungkan dan menghasilkan uang, maka semua pihak cenderung merasa tidak perlu menegakkan nilai-nilai kebenaran dan melupakan etika atau sopan santun.
Padahal, akibat tindakan tidak bertanggung jawab yang dilakukan oleh para perusahaan yang dengan seenaknya mencantumkan posisi humas (atau lainnya) yang ternyata kenyataannya berbanding terbalik dengan pekerjaan yang ditawarkan, sesungguhnya mereka telah melakukan kebohongan publik. Akibatnya, banyak pencari kerja yang merasa dirugikan baik waktu, tenaga dan biaya akibat tertipu iklan palsu mereka dan memenuhi permintaan wawancara yang mereka jadwalkan.

Maka, dalam berbagai situs online perusahaan jasa pencari kerja selama ini banyak ditemui lowongan posisi humas dengan berbagai kejanggalannya, antara lain :
  1. Kriteria akademis maupun kompetensi sangat rendah;

  2. Ruang lingkup pekerjaan tidak relevan, tidak berhubungan sama sekali atau bahkan bersebebarangan dengan profesi humas yang sesungguhya;

  3. Nama perusahaan pemasang iklan yang mencari tenaga kerja tidak tercantum dengan jelas baik alamat maupun produknya;

  4. Frekuensi penayangan iklan permintaan tenaga kerja akan posisi yang dimaksud sangat tinggi, sering berulang bahkan terus menerus dan dalam kurun waktu yang cukup panjang, bertahun-tahun;

  5. Jadwal wawancara tidak lazim;

Berdasarkan gejala-gejala tersebut, maka berhati-hatilah saat merespon sebuah iklan lowongan kerja untuk posisi humas. Yang tak kalah sering terjadi adalah, banyak perusahaan menjadikan profesi humas sebagai tenaga sales (penjual), broker (pialang saham), sales promotion girls (SPG, gadis pemasar di mal-mal), bahkan gadis penghibur di bisnis hiburan malam.

Jadi, bila anda menemui iklan lowongan kerja yang memiliki ciri-ciri seperti atas, tak perlu berpikir dua kali, lupakan dan tinggalkan tawaran yang bisa jadi menjebak itu. Anda bisa rugi waktu, tenaga dan biaya bila meladeni iklan yang demikian.

Iklan lowongan kerja yang baik umumnya memiliki ciri-ciri antara lain sbb. :

  1. Kriteria yang selektif, high profile, high qualification, baik secara akademis maupun kompetensi dengan mencantumkan kualifikasi keduanya secara jelas;

  2. Ruang ringkup jelas dan spesifik, baik pekerjaan maupun prosedur tanggung jawabnya;

  3. Nama, alamat dan kegiatan perusahaan tercantum dengan jelas;

  4. Frekuensi penayangan iklannya relatif terencana;

  5. Jadwal wawancara berlangsung pada hari kerja atau berdasarkan kesepakatan di antara kedua belah pihak yaitu perusahaan dan kandidat pencari kerja. Pada perusahaan yang lebih profesional lagi, ada kalanya perusahaan menyediakan biaya transport dan akomodasi bagi pelamar yang berasal dari luar kota.

Jadi, berhati-hatilah dalam mencari kerja. Tetap berusaha dan selektif dalam mengamati peluang yang ada !

1 komentar:

Ayu mengatakan...

bener banget, guw juga pernah tu, kejebak, bilangnya cari PR, tau2nya ditraining jadi pialang saham, huh!