Kamis, 18 Februari 2010

HUMAS ADALAH ....

Kadang lelah juga menghadapi carut marutnya kondisi humas dalam praktek di dunia kerja. Maaf kata, banyak sekali orang sok tahu yang menyepelakan pekerjaan kehumasan. Mereka pikir humas itu apa ?

Sekali lagi, Humas adalah satu fungsi manajemen yang melakukan komunikasi dua arah kepada publik internal dan eksternal untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan demi terciptanya citra positif perusahaan/organisasi/individu ....

Jadi, humas adalah ....
  1. Salah satu fungsi manajemen. Jadi, pekerjaan humas merupakan pekerjaan yang terencana, terorganisir, terlaksana, terawasi dan tervaluasi, bukan pekerjaan insidentil tanpa perhitungan sama sekali. Begitulah manajemen, meliputi planning, organizing, actuating, controlling & evaluating.
  2. Melakukan komunikasi dua arah. Inti pekerjaan humas adalah komunikasi, namun komunikasi yang dialogis atau dua arah (two way communications). Jadi humas bukan pekerjaan pandai bicara, tapi juga pandai mendengar. Dan, mendengarkan adalah pekerjaan yang sama sekali tidak mudah. Mendengarkan membutuhkan pengertian, empati dan pengetahuan yang sepadan/memadai/sesuai dengan situasi yang didengarkan. Artinya, bukan hanya berbicara saja yang butuh modal, tapi mendengarkan pun butuh modal pengetahuan dan wawasan yang cukup.
  3. Kepada publik internal & eksternal. Humas, berkomunikasi kepada publik internal dan eksternal. Tapi kenyataannya, berapa banyak porsi humas berkomunikasi dengan publik internalnya ? Seringkali humas lebih memperhatikan dan memprioritaskan publik eksternalnya. Padahal publik internal adalah aset organisasi/perusahaan.
  4. Membangun hubungan yang saling menguntungkan. Humas berupaya membangun hubungan yang saling menguntungkan, antara organisasi/perusahaan dengan publiknya. Tujuannya, tentu agar mendapat dukungan publik sehingga melancarkan segala kegiatan operasional organisasi/perusahaan. Jadi, kegiatan humas bukan untuk menguntungkan secara sepihak saja, dalam hal ini bagi kepentingan orgasnisasi, tapi juga bagi kedua publik dan lingkungannya secara berkelanjutan.
  5. Bertujuan untuk terciptanya citra positif. Akhir dari muara seluruh kegiatan humas adalah terbangunnya citra perusahaan yang positif, yang baik. Jadi kegiatan humas bertujuan untuk membangun dan mempertahankan reputasi organisasi/perusahaan agar selalu terjaga dengan baik. Dan, menjaga adalah jauh lebih sulit daripada membangun, sementara merecovery atau memulihkan jauh lebih sulit lagi. Karena memulihkan reputasi berarti memulihkan juga tingkat kepercayaan dan dukungan publik.

Fenomena humas yang muncul dalam dunia praktek belakangan ini diketahui bahwa kegiatan humas tidak lebih dari sekedar 'menggugurkan kewajiban'. Akibatnya, buntutnya sungguh sangat panjang, antara lain :

  1. Humas dikerjakan oleh SDM yang ala kadarnya, sisa-sisa dari bagian kerja lain, bahkan tanpa kriteria dan kompetensi relevan, apalagi latar belakang pendidikan yang sesuai. Namun yang lebih memprihatinkan lagi, posisi tertinggi humas seringkali diisi oleh SDM yang multi entry, namun memiliki kekuatan kelulusan kesarjanaan dari luar negeri. Kondisi ini adalah kondisi yang sangat memalukan, terutama bagi para ilmuan komunikasi dan kehumasan.;
  2. Pekerjaan humas bukan melakukan fungsi manajemen. Humas tidak mampu melakukan tugas-tugas strategis. Humas hanya mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan seremonial dan insidentil tanpa proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan apalagi evaluasi yang baik. Humas hanya berperan sebagai communication technician;
  3. Humas tidak punya kewenangan. Namanya juga pekerjaannya hanya melakukan hal yang remeh-temeh, maka untuk apa otoritas ?
  4. Humas berada sangat jauh dari top level management. Dengan perannya yang meliputi communication technician, expert prescriber, communication facilitator hingga problem solving fasilitator, jelas humas membutuhkan posisi pada top level management. Humas akan tidak mampu bekerja secara optimal bila menghadapi birokrasi yang panjang. Humas perlu membuat keputusan segala sesuatunya secara tepat melalui koordinasi dengan para pengambil keputusan lainnya, tapi juga cepat, dalam waktu singkat.
  5. Humas tidak populer. Karena keberadaannya yang nun jauh di bawah dari pucuk pimpinan, ditambah lagi tidak punya pekerjaan yang strategis, juga tak punya kewenangan, akibatnya humas menjadi tdak dikenal oleh seluruh bagian dalam organisasi/perusahaan secara layak. Akibatnya, humas akan semakin sulit mengeksiskan diri dan pekerjaannnya. Maka dukungan mekanisme operasional pekerjaan humas pun terganggu. ;
  6. Humas tidak dipercaya. Akumulasi berikutnya, humas menjadi tidak dipercaya. Humas seakan-akan menjadi bukan siapa-siapa. Karenanya, semua pihak pun mempertanyakan untuk apa humas dipercaya ?;
  7. Humas tidak maju. Inilah akibat dari seluruh persoalan yang terakumulasi ini. Humas menjadi tidak maju. Dimulai dari kemunduran secara individual, institusional, maka berakhir pada kemunduran secara nasional.

Maka, majulah para ilmuwan komunikasi & kehumasan Indonesia. Bila ilmuwan komunikasi dan kehumasan Indonesia tidak segera mengoreksi kesalahan & merebut kembali hak intelektual ini, maka humas Indonesia akan semakin terpuruk. Hidup ini adalah perjuangan, maka jangan pernah berhenti berjuang untuk kemashlatan diri sendiri dan seluruh umat ....

Eksistensi humas Indonesia secara relevan, akan memberikan hak intelektual & profesional humas Indonesia secara adil, relevan dan proporsional. Berikutnya, humas Indonesia pun dapat memberikan kontribusi lebih nyata bagi kemajuan bangsa yang tengah carut marut sesuai kompetensi sebagai profesional dan ilmuwan komunikasi yang mumpuni !!!

Tidak ada komentar: