Sabtu, 12 September 2015

"Terus, kerja kalian apa ... ?"

Perkembangan dunia kehumasan di dunia kerja khususnya di instansi pemerintah sebagaiamana adanya selama hampir dua dekade belakangan ini sungguh sangat memprihatinkan. Simaklah situasi yang terjadi di salah satu BUMN yang tergolong obyek vital dan strategis belum lama ini.

Alkisah, seluruh BUMN diwajibkan melakukan evaluasi kinerja berbasis Kriteria Perusahaan Kinerja Unggul (KPKU) yang mengadopsi balance scord card (BSC) yang telah berlangsung menginjak tahun ketiga. Nah mekanisme evaluasi ini dilakukan setiap menjelang akhir semester 2 (dua) pada setiap tahunnya. Evaluasi ini memotret sedikitnya 6 (enam) aspek meliputi kepemimpinan, strategis, fokus pada pelanggan, analisa hasil, fokus pada pelanggan, proses serta evaluasi pada hasil terkait ke-6 aspek tersebut. Detil mengenai KPKU ini nanti akan dikisahkan pada artikel berikutnya ya ....

Singkat cerita, laporan KPKU ini harus menyertakan penjelasan mengenai profil organisasi yang mensyaratkan hal-hal tertentu untuk disajikan. Nah, perkaranya kalau menyoal hal seperti ini dari sebuah organisasi maka perkara ini paling relevan dilengkapi oleh unit kerja yang mana ? Tentulah unit kerja yang terkait dengan komunikasi perusahaan, sekretaris perusahaan, hubungan masyarakat dan kerabatnya 'kan ?

Sementara menyoal implementasi system dan evaluasi KPKU menjadi lebih relevan bila menjadi urusan unit kerja terkait perencanaan perusahaan yang bertanggung jawab untuk memastikan terimplementasinya sebuah system, dari ISO, manajemen risiko, kepatuhan (compliance), KPI, hingga KPKU ini. Artinya, unit kerja ini bertanggung jawab untuk mengedukasi seluruh unit kerja tentang sebuah sebuah system dan memastikan seluruh unit kerja sungguh-sungguh mengimplementasikannya dalam operasional sehari2.

Nah, ini dia perkaranya. Saat laporan mengenai profil organisasi dimintakan kepada unit kerja komunikasi perusahaan untuk melengkapinya, pejabat terkait justru melontarkan pertanyaan yang sangat melecehkan. Begini percakapannya .... 

Pejabat : "Loh, bukannya pekerjaan itu dilakukan oleh unit kerja perencanaan ya ?"
Petugas : "Bukan. Karena hal itu terkait mengenai hal ihwal mengenai profil organisasi secara menyeluruh maka yang tahu persis adalah unit kerja terkait, dalam hal ini komunikasi perusahaan atau humas. Begitupun laporan terkait 6  (enam) aspek lainnya, maka itu dilengkapi dan dibuat oleh masing-masing unit kerja terkait, karena merekalah yang paling mengerti. Selain itu, laporan tersebut adalah panduan operasional yang dibutuhkan oleh masing-masing unit kerja tersebut."
Pejabat : "Terus pekerjaan kalian apa ?" tanyanya sambil insist berupaya menolak melengkapi data tersebut.

Haaaaa ... !!! Congkak sekali ya ?

Aslinya, ini bukan perkara personal ya. Tapi ini adalah salah satu dampak, akibat fungsi komunikasi perusahaan atau humas tidak diisi oleh sumber daya manusia yang memang memiliki latar belakang komunikasi, khususnya hubungan masyarakat. Memang, manajer ini, bergelar sarjana komunikasi, tapi hasil kejar tayang. Maksudnya, aslinya beliau berpendidikan D3 sekretaris, lalu melanjutkan S1 komunikasi. Hehehe ... anda yang susah payah belajar komunikasi baik jurnaslistik, humas, iklan, penerangan, dst, mau disamakan kualitasnya dengan sarjana yang model ini ?

Sedikit sekali dunia empiris yang memahami bahwa hubungan masyarakat adalah sebuah perkara yang sangat serius. Terlebih lagi, hubungan masyarakat adalah science, ilmu pengetahuan bukan tips ! 

Tidak ada komentar: