Senin, 31 Maret 2014

MEMBACA STATISTIK

Pernahkah anda membaca atau mendengar berita mengenai hasil sebuah statistic seperti ini ; Indonesia negara terbesar pengakses video porno, Muslim Indonesia negara terbesar pelaku korupsi, Indonesia Negara terbesar pengguna internet, dan seterusnya ....

Bisa jadi, data statistik itu memang benar adanya. Artinya, angka diperoleh atas temuan-temuan tersebut memang sungguh besar. Perkaranya, membaca sebuah data statistik tidak sepenuhnya menyebut dengan besaran angkanya, tapi persentasinya dengan membandingkannya dengan populasinya sehingga hasilnya menjadi obyektif. Maka yang bermakna sesungguhnya adalah persentasi dari populasi yang ada, bukan pada besaran angka tanpa ada pembandingnya.

Faktanya, Indonesia adalah Negara terbesar ke-3 atau ke-4  di dunia. Maka apapun yang terjadi dan dilakukan oleh bangsa ini, tentu akan selalu menjadi ter ... di dunia !

Sederhananya, membaca data statistic ada aturannya, antara lain :
1. Ada Nomor Tabel, misalnya Tabel 1, 2, 3, dst;
2. Ada Keterangan Judul Tabelnya mengenai apa;
3. Ada n atau populasi yang menjadi sumber informasi yang diolah sehingga menghasilkan data terakhir;
4. Tabel memuat keterangan F (frekuensi) atau jumlah dan % (persentasi) dari F dengan membandingkannya terhadap nilai n.

Nah, jadi bila Indonesia merupakan Negara terbesar pengakses video porno hingga 30 juta orang misalnya, jangan takut dulu. Bila pengaksesnya sebanyak 30 juta orang sementara penduduk Indonesia adalah 300 juta orang, maka 30 juta orang itu hanya 10% bukan ? Untuk menjaga obyektivitas, maka bandingkan dengan kondisi Negara lain dengan cara yang sama. Setelah itu barulah persentasi keduanya dibandingkan. Maka barulah ketahuan kondisi yang sebenarnya.

Perkaranya, sebuah pemberitaan seringkali dibuat tendensius, provokatif dan kontroversial. Tujuannya, tentu untuk mendapatkan pemberitaan besar. Sayangnya, pemberitaan yang demikian ini tidaklah konstruktif atau memberi semangat yang positif dan korektif. Jadi, hati-hati membaca pemberitaan tentang hasil statistik. Kembali lagi ke aturan awal, tidak perlu terlalu khawatir dengan hasilnya. Namun sebaliknya, konten yang menjadi materi pengolahan data statistik tetap harus menjadi hal penting yang harus menjadi pemikiran bersama untuk mejadi sebuah perbaikan.

Tetap belajar, temans !


Tidak ada komentar: