Sabtu, 22 Januari 2011

HUMAS ADALAH MULTIENTRY & MULTI DISIPLINER

MULTI ENTRY vs MULTI DISIPLINER
Dalam perkembangannya selama ini, profesi humas adalah profesi yang multi entry. Namun, dalam kenyatannya ilmu humas juga merupakan sebuah ilmu yang multi disipliner. Fakta bahwa siapapun dapat menjadi seorang pekerja humas, bagaimana pun menjadikan profesi humas terkesan sebagai profesi yang 'murahan' dan tidak sama gensinya dengan profesi dokter, insinyur, dst. Kondisi ini tentu terkesan tidak fair.

Namun di sisi yang lain, profesi ini memiliki kekuatan untuk menunjukkan keberadaanya secara nyata. Betapapun rancunya profesi humas, sesungguhnya ia memiliki filternya tersendiri yang pada akhirnya akan mampu menempatkan dan membedakan para pekerja humas yang 'berpengalaman' dan pekerja humas yang berpengalaman tapi berilmu.

Profesi humas merupakan profesi multi entry, ya ! Harus diakui bahwa kenyataannya siapapun dapat bekerja sebagai praktisi humas, apapun latar belakang pendidikannya. Mengapa ? Karena masyarakat mengira, pekerjaan humas adalah pekerjaan sederhana yang dapat dilakukan cukup berbekal dengan kebiasaan saja. Idealnya ? Tentu tidak demikian !

Ilmu humas merupakan ilmu multi disipliner, pasti ! Sebagai disiplin ilmu yang melahirkan seorang ahli strategi dalam berkomunikasi, maka ilmu humas mensyaratkan kemampuan berkomunikasi dalam berbagi sudut pandang ! Maka dalam ilmu humas, dipelajari berbagai disiplin ilmu selain ilmu komunikasi itu sendiri.

Mempelajari ilmu humas, sama halnya mempelajari ilmu psikologi, ilmu politik, ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu sosioliogi, ilmu budaya, ilmu filsafat dan sebagainya dari tingkat dasar hingga beberapa turunannya, termasuk propaganda, psywar dan pastinya ilmu penelitian ! Hal ini menjadi penting agar bila para ahli  komunikasi ini kelak merumuskan strategi dalam berkomunikasi dengan para stakeholdernya, mereka tahu pasti pendekatan-pendekatan seperti apa dan cara pandang mana yang paling relevan dan dapat diterima dengan pas oleh lawan bicaranya.

FENOMENA KONSULTAN HUMAS
Menjamurnya perusahaan konsultan humas adalah salah satu fenomena yang menarik dan relevan berkaitan dengan fakta multi entry dan multy disipliner itu. Ada sejumlah fenomena menarik tentang itu, antara lain :
  1. Ada kalanya sebuah konsultan humas ternyata digawangi oleh mereka yang sama sekali tidak memiliki bekal ilmu komunikasi, khususnya ilmu humas;
  2. Sebaliknya, tidak sedikit perusahaan konsultan humas justru dikelola oleh mereka yang mempunyai pengalaman bekerja di industri media, misalnya sebagai jurnalis surat kabar;
  3. Perusahaan konsultan tidak didukung oleh SDM yang berbekal ilmu komunikasi secara proporsional;
  4. Perusahaan konsultan humas hanya menawarkan jasa konsultasi pada area seremonial bukan pada tingkat management advisory;
  5. Perusahaan konsultan humas tidak memahami filosofi dan etika pekerjaan serta profesinya;

KELOMPOK 4 : TAK TAHU APA YANG TIDAK DIKETAHUI
Fenomena itu sungguh menarik, karena dampaknya sungguh tidak mudah diketahui, apalagi dirasakan oleh para pengguna jasa mereka. Artinya, dinamika dunia humas di Indonesia pun tampak seperti kelompok 4 : yaitu mereka yang tak tahu apa yang tidak diketahuinya. Itulah yang sesungguhnya tengah dialami oleh para pengguna jasa konsultan humas, bila mereka salah menentukan konsultan humas.

Seorang pemilik konsultan humas merekrut mereka yang tidak menguasai ilmu humas pula. Akibatnya, mereka hanya berkutat pada pelayanan jasa remeh temeh kepada pelanggannya. Apa yang paling sering diminta oleh para perusahaan pegguna jasa konsultan humas ? Tak jauh-jauh dari peran sebagai event organizer, membuat company profile, membuat annual report, menyelenggarakan konferensi pers, menyelenggarakan product launching, kongres, memasang iklan, dst.

DE FACTO WITHOUT DE' JURE !
Seorang communications specialist berpengalaman yang telah bekerja di sebuah perusahaan asing mencoba melamar di sebuah konsultan humas lokal yang telah go publik. Dalam sesi wawancara yang terjadi kemudian adalah ketidaksepakatan mengenai definisi pekerjaan humas ! Pasalnya, manajer yang mewawancarainya adalah seorang muda yang sama sekali tidak tahu menahu soal kehumasan. Bila demikian adanya, bagaimana eksplorasi terhadap calon kandidat dapat berlangsung secara optimal ?

Seorang konsultan humas yang lain bahkan berdebat soal apa yang harus diklipingnya, karena ia tidak memahami aktivitas dan kegiatan operasional pelanggannya. Bila menyangkut soal penampilan para konsultan itu, lebih banyak lagi hal yang teramat mengecewakan. Kadang mereka tidak mengerti siapa sosok dan kharakter pelanggan atau institusi yang dihadapinya sehingga seringkali mereka berpenampilan tidak profesional.

THE RIGHT MAN ON THE RIGHT PLACE
Menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat bukanlah omong kosong. Pernyataan itu pun bukanlah sebuah teori belaka yang mungkin dianggap teori purba dalam managemen SDM dewasa ini. Menyerahkan sesuatu kepada ahlinya adalah salah satu firman Allah SWT dalam Al Quran. Maka, manakala segala urusan tidak diserahkan kepada mereka yang ahli di bidangnya, niscaya kerusakanlah yang terjadi di muka bumi, seperti halnya yang tengah dihadapi bangsa ini. Para ilmuwan komunikasi menghadapi tantangan besar untuk memulainya. Mampukan ilmu humas menjadi tuan rumah di wilayah kekuasannya sendiri ? Mengapa tidak ?

Tidak ada komentar: