Senin, 05 Oktober 2009

PROSEDUR RISET

Melakukan sebuah riset tanpa landasan teori, mungkinkah ? Banyak orang cenderung menyederhanakan sebuah proses riset. Biasanya, orang hanya tahu banyak riset berarti sama dengan kuesioner, itu saja. Padahal, bagaimana sebuah lembar kuesioner itu tersusun ada alasannya.

Bahwa sebuah riset atau penelitian adalah sebuah proses kerja yang bertujuan untuk mencari tahu, membuktikan atau merumuskan teori baru perihal permasalahan, fenomena atau gejala tertentu. Artinya, ada metode atau prosedur yang menyertai sebuah riset atau penelitian.

Hal terpenting adalah bahwa kunci keberhasilan sebuah riset tergantung pada kepatuhan peneliti untuk mengikuti prosedur penelitian yang telah ditentukan atau disyaratkan. Artinya, bila peneliti tidak memenuhi seluruh tahapan dan prosedur yang disyaratkan dalam sebuah metode riset, maka hasil penelitian tersebut tidak reliable, tidak dapat dipertanggungjawabkan, karena hasilnya bias, terdapat penyimpangan.

Sesungguhnya pekerjaan meneiliti adalah pekerjaan yang menyenangkan. Pekerjaan meneliti tidak menakutkan dan kaku seperti yang dibayangkan banyak orang. Pada dasarnya sebuah metode atau prosedur penelitian selain mensyaratkan ketentuan yang ketat, juga memberikan peluang kepada peneliti hak prerogatif yang sangat menyenangkan.

Contohnya, dalam menentukan jumlah sampel, menentukan periode, menentukan area, dsb. yang kesemuanya itu berkaitan dengan kesiapan dan ketersediaan waktu dan biaya peneliti. Dan yang lebih menyenangkan lagi, kemudahan-kemudahan tersebut tidak mengurangi kesahihan hasil penelitian sepanjang tahapan dan prosedurnya tetap terpenuhi.

Sebuah riset seharusnya berawal dari tujuan yang hendak dicapai. Tujuan yang telah ditetapkan dengan sendirinya akan membatasi landasan teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Begitulah seterusnya sehingga bagaimana menentukan metode samplingnya, apa instrumen penelitiannya, bagaimana mengolah data dan menyimpulkannya akan terarah dengan sendirinya secara spefisik.

Artinya, bila latar belakang dan tujuan penelitian telah dirumuskan dengan benar, maka peneliti akan dimudahkan dalam menentukan tahap-tahap penelitiannya dari berbagai metode yang tersedia dalam penelitian.

Sebagai contoh, ada sebuah perusahaan melakukan survey mengenai kepuasan pegawai hanya berbekal contoh kuesioner yang pernah digunakan di perusahaan lain, tanpa mempunyai landasan teori apapun ! Hal tersebut tentu sungguh sangat keliru, mengapa ?
  1. Kebutuhan penelitian yang akan digali atau diketahui oleh masing-masing perusahaan dalam sebuah penelitian tidak sama;
  2. Belum tentu lembar kuesioner yang digunakan oleh perusahaan tersebut sudah benar dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan;

  3. Saat lembar kuesioner telah terisi dan terkumpul, penyelenggara peneliti tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadapnya, bagaimana mentabulasi, mengolah, menganalisa hingga memperoleh kesimpulannya, karena tidak ada landasan teori sebagai acuan. Akibatnya, pengolah data bekerja berdasarkan asumsi masing-masing;

  4. Salah atau benar sebuah penelitian dilakukan, tentu memiliki konsekuensi terhadap penggunaan biaya dan waktu. Bila waktu sudah terbuang dan biaya sudah digunakan namun penelitian dilakukan secara tidak benar, maka tentu hasilnya akan sia-sia.

Demikianlah pentingnya prosedur riset dalam sebuah penelitian. Sekali lagi kunci keberhasilan sebuah penelitian bukan pada hasilnya yang sesuai dengan yang diharapkan, tapi pada kepatuhan peneliti dalam mengikuti setiap tahapan dan ketentuan prosedur penelitian secara konsisten.

Bahwa penelitian bukanlah hal yang sederhana, namun juga bukanlah hal yang menakutkan. Prosedur penelitian dirangcang justru untuk memudahkan peneliti melakukan penelitian sesuai kemampuan dan kebutuhan, baik secara finansial, ketersediaan waktu dan pertimbangan lainnya.


Tidak ada komentar: